JAKARTA, 20 Februari - Presiden Indonesia, Joko Widodo mengumumkan Peraturan Presiden (PERPRES) yang menuntut pengendali syarikat digital gergasi membuat pembayaran kandungan berita kepada syarikat-syarikat media di Indonesia.
Jokowi berkata peraturan itu sebagai usaha untuk mendokong hak penerbitan kewartawanan dalam menghasilkan bahan berita yang berkualiti.
“Prosesnya sangat panjang dan saya tahu ini melelahkan bagi banyak pihak, sulit sekali menemukan titik temu. Sebelum tanda tangan, saya juga betul-betul mendengarkan aspirasi dari rakan-rakan pers (media).
“Aspirasinya tidak benar-benar bulat, ada perbedaan aspirasi antara media konvensional dan digital.
"Kita harus meneliti terus implikasinya. Setelah menemui titik kesepahaman, mulai ada titik temu ditambah dewan pers yang mendesak terus, asosiasi media mendorong terus akhirnya saya kemarin meneken perpres tersebut,"
“Pemerintah juga ingin memastikan keberlanjutan industri media nasional. Pemerintah juga kita ingin kerja sama yang lebih adil antara perusahaan pers (media) dan platform digital sekali gus memberikan kerangka umum yang jelas bagi kerja sama perusahaan pers (media) dan platform digital.
"Perpres ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengurangi (menyekat) kebebasan pers. Saya tegaskan bahawa perpres publisher rights lahir dari keinginan dan inisiatif insan pers," katanya Jokowi pada acara kemuncak, Hari Pers Nasional (HPN) di Ancol, Jakarta hari ini.
Pengumuman itu mendapat sorakan media Indonesia selepas tiga tahun berunding serta melalui cabaran antara syarikat media, platform media utama dan kerajaan Indonesia.
Selepas berakhirnya majlis itu, Jokowi beramah mesra bersama 33 delegasi media Malaysia yang diundang khas pada acara HPN.
Jokowi meluangkan masa sekurang-kurangnya 5 minat dan bersalaman bersama kumpulan media Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI) Malaysia dalam acara kemuncak HPN petang tadi.
Majlis HPN disertai 6,000 wartawan Indonesia dari seluruh provinsi di republik itu bagi meraikan pengamal media.
HPN sepatutnya disambut 9 Februari setiap tahun bagaimanapun sambutannya ditunda pada 20 Februari berikutan berlangsungnya Pilihan Raya Umum (Pemilu) Indonesia 2024 pada 14 Februari lalu.
HPN pada tahun ini dengan tema ‘Mengawal transisi kepimpinan nasional dan merawat keutuhan bangsa’.